Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit pernapasan kronik yang dapat dicegah dan diobati, terutama ditandai dengan obstruksi saluran napas yang menetap dan progresif serta peningkatan peradangan saluran napas akibat paparan gas atau partikulat beracun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan Peak Expiratory Flow Rate (PEFR) dengan kualitas tidur pasien PPOK yang dirawat di Rumah Sakit Paru Provinsi Sumatera Utara. Metode yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain potong lintang, dan dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan adanya korelasi yang sangat kuat dan signifikan antara APK dan kualitas tidur pada pasien PPOK dengan koefisien korelasi sebesar 0,672, koefisien determinasi (R2) sebesar 0,452, dan nilai p sebesar 0,000 (<0,05). Analisis General Linear Model (GLM) lebih lanjut menunjukkan bahwa faktor demografis pasien seperti usia, jenis kelamin, dan pekerjaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas tidur (p > 0,05; R² = 0,029). Temuan ini menegaskan bahwa penurunan fungsi paru lebih dominan memengaruhi kualitas tidur pasien PPOK dibandingkan faktor demografis.
Copyrights © 2025