Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh berat awal bibit yang berbeda terhadap pertumbuhan anggur laut (C. lentillifera) pada sistem budidaya patok dasar di perairan Gili Namo, Sumbawa Barat. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari tiga perlakuan dan tiga ulangan, yaitu P1 (200 g), P2 (300 g), dan P3 (400 g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan berat awal 200 g (P1) memberikan nilai pertumbuhan mutlak tertinggi sebesar 108,33 ± 102,63a g, sedangkan perlakuan dengan berat awal 400 g (P3) menghasilkan pertumbuhan terendah sebesar 8,67 ± 87,55a g. Namun, hasil analisis ragam (ANOVA) menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antarperlakuan (p > 0,05). Faktor lingkungan seperti kadar oksigen terlarut (DO) yang rendah, intensitas cahaya, dan ketersediaan nutrien yang fluktuatif diduga memengaruhi hasil tersebut. Kandungan klorofil-a mengalami peningkatan dari 3,31 ± 0,15b mg/L menjadi 5,67 ± 0,23b mg/L (71,30%), menunjukkan bahwa C. lentillifera memiliki aktivitas fotosintesis yang baik dan mampu beradaptasi terhadap kondisi lingkungan. Parameter kualitas air selama penelitian berada pada kisaran optimal, meliputi suhu (28–31°C), pH (7,5–7,9), dan salinitas (33–34 ppt), meskipun DO sedikit di bawah standar ideal (3,5–3,7 mg/L). Berdasarkan hasil penelitian ini, berat awal bibit 200 g direkomendasikan sebagai bobot optimal untuk pertumbuhan dan efisiensi budidaya C. lentillifera di perairan Gili Namo, Sumbawa Barat.
Copyrights © 2025