Penelitian ini menganalisis logo Arsenal Football Club (FC) sebagai alat komunikasi merek yang kuat melalui pendekatan semiotika Roland Barthes dan psikologi warna. Logo Arsenal, dengan elemen utama berupa meriam serta palet warna merah, putih, emas, dan biru, tidak hanya merepresentasikan identitas klub, tetapi juga membangun narasi tentang kekuatan, tradisi, dan prestise. Melalui kerangka Barthes—yang mencakup denotasi (makna harfiah), konotasi (asosiasi kultural), dan mitos (narasi ideologis)—penelitian ini mengungkap bagaimana elemen visual dan warna dalam logo menciptakan lapisan makna yang memperkuat citra Arsenal sebagai kekuatan “tak terkalahkan”. Penelitian ini juga menyoroti celah literatur dalam penerapan analisis semiotika Barthesian terhadap psikologi warna pada logo olahraga. Di era digital yang menuntut komunikasi visual yang efektif, pemahaman mendalam mengenai kekuatan semiotik dalam logo seperti milik Arsenal menjadi sangat relevan untuk strategi branding yang inklusif dan adaptif terhadap interpretasi budaya global. Hasil analisis menunjukkan bahwa evolusi logo Arsenal dari masa ke masa mencerminkan pergeseran menuju desain minimalis tanpa kehilangan muatan simboliknya. Warna merah dikaitkan dengan gairah dan agresi, emas dengan prestise dan kemenangan, putih dengan kemurnian, dan biru dengan stabilitas. Kombinasi elemen-elemen tersebut tidak hanya memperkuat identitas merek, tetapi juga membentuk mitos kolektif di kalangan penggemar—terutama setelah musim tak terkalahkan 2003–2004.
Copyrights © 2025