Menurut Riskesdas 2018, di Kabupaten Malang, tercatat bahwa 35,56% remaja putri usia 10–19 tahun pernah memperoleh TTD, dengan rentang kepercayaan 95% antara 28,24% hingga 43,62%. Dari jumlah tersebut, 81,89% remaja putri dilaporkan mengonsumsi TTD dalam 12 bulan terakhir, dengan rentang kepercayaan antara 70,09% hingga 89,31%.Meskipun tingkat konsumsi TTD tergolong tinggi di antara mereka yang memperolehnya, data ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri di Kabupaten Malang belum terjangkau distribusi TTD. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman dan pengetahuan remaja tentang pentingnya menjaga kesehatan tubuh, terutama dalam menghindari rendahnya konsentrasi darah (anemia), melalui cara edukatif dan preventif. Metode pelakasanaan dalam kegiatan ini menggunakan metode Pendidikan Masyarakat dengan pendekatan penyuluhan gizi berupa penyuluhan interaktif, yang berisi pemaparan materi, tanya jawab, dan diskusi ringan. Intervensi juga dilakukan berupa memberikan tablet tambah darah (TTD) dengan sebelumnya dijelaskan bagaimana cara konsumsi yang benar. Hasil pelaksanaan ini menunjukkan peningkatan antusiasme dan pengetahuan peserta tentang gejala dan Pencegahan anemia. Selain itu, kesadaran akan pentingnya pola makan sehat juga diperbaiki, terutama di kalangan remaja di panti asuhan. Program ini dianggap efektif sebagai kontribusi sistematis dalam edukasi gizi kepada komunitas rentan, dan membuka ruang untuk intervensi kesehatan lanjutan yang lebih.berkelanjutan.
Copyrights © 2025