Studi difokuskan pada evaluasi risiko banjir rob serta tingkat kerentanan pesisir di Kabupaten Kepulauan Anambas, khususnya di Kecamatan Palmatak dan Kute Siantan. Kajian bertujuan menganalisis tingkat kerentanan dan risiko banjir rob melalui pendekatan integratif yang mencakup aspek sosial, fisik, ekonomi, dan lingkungan, serta menyusun indeks komposit kerentanan sebagai acuan dalam perencanaan mitigasi berbasis komunitas dan strategi adaptasi multipihak. Dilakukan pada 12 desa dengan menggunakan pendekatan pemetaan sosial dan analisis spasial. Data primer diperoleh melalui survei lapangan, kuesioner, dan wawancara, sedangkan data sekunder bersumber dari BPS, BNPB, dan peta Digital Elevation Model (DEM). Analisis risiko dilakukan melalui penerapan pendekatan penilaian risiko berbasis Pedoman Umum Pengkajian Resiko Bencana, dengan mempertimbangkan aspek ancaman, kerentanan, dan kapasitas wilayah. Hasil kajian menunjukkan bahwa banjir rob merupakan ancaman paling dominan dengan skenario terburuk berupa kenaikan muka laut hingga 5–6 meter di atas kondisi normal. Kerentanan sosial tertinggi ditemukan di Desa Tebang (53,02%) dan Ladan (52,75%), sementara kerentanan fisik terbesar tercatat di Desa Piabung dan Putik (100%). Kerentanan ekonomi relatif rendah (0–10%), sedangkan kerentanan lingkungan tertinggi (100%) terdapat di Teluk Bayur, Batu Ampar, Belibak, dan Langir. Secara komposit, indeks kerentanan tertinggi berada di Desa Tebang dan Ladan (57%). Kontribusi penelitian ini terletak pada penyajian peta kerentanan terintegrasi yang menggabungkan aspek sosial, fisik, ekonomi, dan lingkungan di kawasan pulau kecil. Hasil kajian ini dapat dijadikan dasar dalam perencanaan mitigasi berbasis masyarakat serta penyusunan strategi adaptasi multipihak, termasuk pelibatan sektor swasta melalui program CSR, guna memperkuat ketahanan masyarakat pesisir terhadap ancaman banjir rob.
Copyrights © 2025