Paradigma feminis Barat yang menekankan kebebasan individu seringkali memandang agama sebagai sumber penderitaan, menetap, dan keterbelakangan bagi perempuan, sehingga ajaran agama dianggap sebagai hambatan untuk mencapai kesetaraan gender. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji wacana perempuan dalam pemikiran Islam klasik nusantara melalui naskah Hadīyat al-Nisā' fī Targhīb 'Ushrat al-Nisā karya Muhammad Azhari bin Khatib Ma'aruf Al Palembani. Penelitian pustaka ini menggunakan pendekatan kualitatif, deskriptif-filosofis, dengan teknik dokumentasi dan analisis isi, serta penarikan kesimpulan deduktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naskah tersebut memuat aturan-aturan tentang hak, etika, dan peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat. Aturan-aturan tersebut tidak bertujuan untuk mendiskriminasi seperti yang dimaksudkan oleh feminisme Barat, melainkan untuk melindungi martabat dan kehormatan perempuan. Perbedaan ini muncul dari dasar epistemologis: feminisme Barat berangkat dari kritik terhadap patriarki, sementara Islam berlandaskan pada agama dan moralitas. Dengan demikian, Islam menempatkan perempuan pada kedudukan yang mulia sekaligus melindungi mereka dari diskriminasi dan subordinasi.
Copyrights © 2025