Perkebunan merupakan sektor strategis dalam pembangunan ekonomi pedesaan di Provinsi Jawa Timur, namun capaian pembangunannya belum merata antarwilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat pembangunan perkebunan secara komprehensif melalui pembentukan Indeks Pembangunan Perkebunan (IPP). Penelitian menggunakan delapan indikator yang mewakili dua dimensi utama: usaha perkebunan dan penyuluhan. Data diperoleh dari Sensus Pertanian 2023 Tahap II serta Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur. Metode yang digunakan adalah analisis faktor dengan pendekatan Principal Component Analysis (PCA) dan rotasi varimax untuk mereduksi indikator dan membentuk struktur faktor. Dua faktor utama terbentuk dan menjelaskan 82,979% variasi data, masing-masing diberi bobot berdasarkan proporsi varians: faktor usaha (0,571) dan faktor penyuluhan (0,429). Hasil IPP menunjukkan ketimpangan pembangunan antar kabupaten, dengan Malang dan Sumenep pada kategori sangat tinggi, sementara Bangkalan dan Sidoarjo pada kategori sangat rendah. Temuan ini menunjukkan bahwa selain aspek produksi, keberhasilan pembangunan perkebunan juga sangat ditentukan oleh dukungan kelembagaan dan penyuluhan. IPP yang dikembangkan dapat dijadikan alat bantu dalam perumusan kebijakan pembangunan perkebunan berbasis data dan kontekstual wilayah.
Copyrights © 2025