Untuk proses percepatan pembangunan infrastruktur tentunya dibutuhkan fasilitas penunjang yang memadai terutama jika konstruksi tersebut menggunakan material beton. Salah satu fasilitas tersebut adalah concrete batching plant yang merupakan alat produksi beton siap pakai, untuk mendirikan concrete batching plant tersebut perlu dilakukan studi kelayakan terlebih dahulu agar diketahui layak atau tidaknya concrete batching plant tersebut dibangun. Untuk studi kelayakan tersebut tentunya juga memerlukan beberapa data penunjang, diantaranya data pemakaian beton disamping data - data lainya.Berdasarkan data yang ada di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Barat Subdin Cipta Karya pada tahun 2007 pemakaian beton tercatat sebesar 20.985 m3, 26.155 m3 pada tahun 2008 dan 32.854 m3 pada tahun 2009. Dengan pertumbuhan ekonomi rata –rata 6,48% dan 25,61% untuk sektor bangunan dan konstruksi pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Dari data pemakaian beton tersebut terjadi peningkatan sebesar 24,63% tahun 2008 dan 25,61% tahun 2009. Dengan peningkatan dari tahun ke tahunnya maka dilakukan pengukuran peramalan untuk tahun 2010 – 2011 dengan trend linear dengan metode least square dengan hasil sebesar 38.533,7 m3.Berdasarkan data tersebut dilakukan penilaian tehadap aspek pasar dan aspek teknis dan teknologisnya serta perkiraan investasi sebesar Rp. 7.780.500.000, serta perkiraan biaya operasional per tahunnya sebesar Rp. 14.579.939.995,72. Yang selanjutnya dilakukan analisa NPV (Next Present Value) dan didapatkan hasil sebesar Rp. 13.623.272.931,72- dan IRR (Internal Rate of Return) = 85 %, BEP (Break Event Point) = 6 bulan 19 hari serta PBP (Pay Back Period ) = 8 bulan 24 hari. Hasil keseluruhan penelitian ini menyimpulkan bahwa concrete batching plant tersebut layak dibangun di Kutai Barat dan membawa manfaat secara ekonomi.
Copyrights © 2016