Fenomena pengemis dan gelandangan menjadi problematika yang saat ini marak ditemukan. Hal ini terlihat dari banyaknya pengemis dan gelandangan yang menggunakan varian modus demi mendapatkan belas kasihan dan uluran tangan dari masyarakat sekitar. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui motif serta pengalaman komunikasi dari fenomena pengemis yang membawa anak di kota Pekanbaru. Penelitian ini berjenis kualitatif dengan pendekatan fenomenologi serta teori fenomenologi dari Alfred Schutz. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengemis yang membawa anak di Kota Pekanbaru ini memiliki motif masa lalu (Because Motive) yaitu tidak ada tempat untuk meninggalkan anaknya, dan seluruh keluarga mereka mencari nafkah dijalanan, serta alasan-alasan lainnya. Sedangkan motif harapan (In Order to Motive) yaitu merek ingin mendapatkan perhatian lebih agar mendapat uang lebih dengan membawa anak mereka. Pengalaman menyenangkan yaitu mendapat banyak bantuan dari orang dan pengalaman tidak menyenangkan adalah saat petugas satgas dan satpol PP merazia dan menyuruh mereka membuat surat pernyataan.
Copyrights © 2024