Kebijakan kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di perguruan tinggi negeri Indonesia telah memicu reaksi beragam dari masyarakat dan mahasiswa. UKT bertujuan memastikan akses pendidikan tinggi berdasarkan kemampuan finansial mahasiswa dan keluarganya. Namun, kenaikan UKT sering disebabkan oleh peningkatan biaya operasional, yang menyebabkan ketidakpuasan dan protes. Pemerintah dan universitas memutuskan untuk membatalkan kenaikan UKT setelah negosiasi. Penelitian ini menganalisis bagaimana Garuda TV dan Tempo.co membingkai berita pembatalan kenaikan UKT menggunakan model analisis framing William A. Gamson dan Andre Modigliani. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif, fokus pada kualitas, nilai, dan makna dalam pemberitaan. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan signifikan dalam framing pemberitaan di Garuda TV dan Tempo.co, mempengaruhi persepsi publik terhadap kebijakan pendidikan dan akses pendidikan tinggi di Indonesia.
Copyrights © 2024