Nyamuk adalah vektor dari banyak penyakit. Salah satu penyakit yang diperantarai oleh nyamuk adalah filariasis limfatik yang ditularkan oleh spesies Culex quinquefasciatus di daerah perkotaan dan semi-perkotaan. Salah satu cara untuk mengendalikan populasi nyamuk adalah dengan menggunakan insektisida. Pestisida sintetis dapat berdampak buruk pada tubuh manusia, sehingga insektisida alami atau yang lebih aman dapat menjadi solusi berkelanjutan. Kecombrang (Etlingera elatior) diketahui mengandung komponen insektisida dan telah diteliti sebagai larvasida pada spesies nyamuk lainnya. Dalam penelitian ini, ekstrak etanol dari daun E. elatior digunakan untuk menyelidiki potensi efek larvasida terhadap larva Cx. quinquefasciatus. Konsentrasi ekstrak yang bervariasi mulai dari 0,1 hingga 10000 ppm ekstrak etanol daun E. elatior diperkenalkan kepada larva Cx. quinquefasciatus di dalam air selama 24 jam di bawah kondisi laboratorium yang terstandarisasi sebagai uji awal. Pengujian lebih lanjut dilakukan dengan konsentrasi ekstrak bertingkat mulai dari 600 hingga 6750 ppm dan kemudian mortalitas larva dinilai untuk masing-masing konsentrasi. Menggunakan analisis probit, didapatkan LC50 dan LC90 dari ekstrak daun kecombrang adalah 1767.591 ppm dan 6744.573 ppm. Ekstrak etanol dari daun E. elatior memiliki efek larvasida terhadap larva Cx. quinquefasciatus dalam kondisi laboratorium, dengan peningkatan konsentrasi ekstrak menyebabkan peningkatan mortalitas, namun dosis larvasida tersebut masih belum mencapai dosis yang efisien untuk penggunaan sehari-hari.
Copyrights © 2024