Konflik atau kekerasan merupakan kondisi eksistensial manusia disamping harmoni yang sudah ada sejak manusia itu ada. Rene Girard menganalisis akar kekerasan yang menurutnya berasal dari hasrat meniru orang lain untuk mendapat suatu obyek yang disebut mimesis. Hasrat mimesis berlangsung secara terus menerus karena manusia dilahirkan dalam keadaan tidak memiliki hasrat hingga berusaha memiliki apa yang dimiliki orang lain, yang kemudian melahirkan rivalitas yang berpotensi melahirkan kekerasan bila tidak dialihkan. Bagi Girard kekerasan tidak bisa dihilangkan, karena mimesis selalu terjadi, oleh karenanya diperlukan sarana pengalihan yang disebut “korban”. Artikel berusaha mengurai bagaimana kekerasan yang terjadi di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi hingga berujung pada kematian dua santri Taat Pribadi, yakni Abdul Gani dan Ismail Hidayah. Kekerasan yang menimpa kedua santri Taat Pribadi tidak lepas dari perebutan obyek eksklusif, baik antara santri (subyek) dengan Taat Pribadi (mediator) maupun antar santri (subyek). Kematian Gani dan Ismail membuktikan keduannya tidak berhasil mengalihkan kekerasan pada obyek spiritual yang bisa dicapai, dibagi, dan dimiliki bersama.
Copyrights © 2024