Perkecambahan benih cabai sangat dipengaruhi oleh ketersedian air. Hambatan ketersedian air pada fase ini sering dimanfaatkan untuk megetahui toleransi tanaman dalam menghadapi cekaman kekurangan air dimulai pada saat fase perkecambahan. Polyethylene Glycol 6000 (PEG 6000) merupakan jenis garam tidak bersifat toksik terhadap tanaman, namun secara homogen menurunkan potensial osmotik larutan. Oleh karena itu PEG 6000 sering digunakan untuk uji skrining toleransi cekaman kekeringan pada fase perkecambahan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh cekaman PEG 6000 terhadap perkecambahan 24 genotipe cabai lokal Sumatera Barat. Penelitian dilaksanakan menggunakan RAK Faktorial. Faktor pertama dosis PEG terdiri dari P0 (larutan air tanpa PEG), P2 (larutan PEG 15%). Faktor kedua yaitu 24 genotipe cabai lokal Sumatera Barat. Hasil penelitian menunjukkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh nyata pada beberapa parameter. Perlakuan dosis PEG berpengaruh nyata menurunkan pada daya tumbuh, potensi tumbuh dan panjang radikula. Pemberian cekaman 15% PEG 6000 menyebabkan penurunan daya berkecambah, indek vigor, potensi tumbuh maksimal, panjang plamula dan radikula pad 24 genotipe cabai local Sumatera Barat. Cabai Bonsai Hijau, Tanah Datar mempunyai daya berkecambah yang tertinggi dan potensi tumbuh maksimal tertinggi pada kondisi tercekam 15% PEG, diikuti cabai Paijan, Akar Solsel dan Tali. Namun indek vigor tertinggi pada kondisi tercekam 15% PEG dimiliki oleh cabai Akar Solsel
Copyrights © 2024