Studi ini berangkat dari fenomena yang menunjukkan bahwa banyak mahasiswa menghadapi tantangan signifikan, seperti manajemen waktu yang buruk, tekanan emosional, dan kurangnya dukungan sosial, yang dapat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam menyelesaikan tugas akhir. Resiliensi, sebagai kemampuan individu untuk bertahan dan bangkit dari kesulitan, menjadi konsep kunci yang dianalisis dalam penelitian ini. Fokus penelitian mencakup tiga aspek utama: pertama, implikasi resiliensi mahasiswa terhadap kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas akhir, kedua, faktor-faktor yang memengaruhi resiliensi mahasiswa, termasuk dukungan sosial, keyakinan spiritual, dan keterampilan manajemen stress, ketiga, upaya post-traumatic growth yang dilakukan mahasiswa untuk mengatasi tekanan, seperti penguatan mental, refleksi spiritual, dan pengembangan strategi belajar yang adaptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen yang dilakukan terhadap mahasiswa tingkat akhir dari berbagai program perkuliahan di Universitas Al-Amien Prenduan, serta dosen pembimbing yang terlibat dalam proses penyelesaian tugas akhir. Lokasi penelitian dipilih berdasarkan keunikan sistem pendidikan Universitas Al-Amien Prenduan yang mengintegrasikan pendidikan akademik dan sistem pesantren. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki resiliensi tinggi cenderung lebih mampu mengelola stres, mengatasi hambatan akademik, dan menjaga motivasi hingga tugas akhir selesai. Faktor utama yang mendukung resiliensi meliputi dukungan keluarga, teman, dan dosen pembimbing; kemampuan mengelola emosi secara efektif; serta keyakinan spiritual yang kuat. Selain itu, mahasiswa yang resilien menunjukkan berbagai upaya signifikan dalam pengembangan diri, seperti memperbaiki strategi belajar, menjalani refleksi spiritual, dan membangun hubungan sosial yang positif.
Copyrights © 2025