Globalisasi menyebabkan industri tekstil Indonesia sangat bergantung pada impor benang katun (HS 52051100) dari luar negeri, terutama dari Tiongkok. Ketergantungan ini membuat industri sangat rentan terhadap fluktuasi kurs. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kurs USD, harga benang, suku bunga, inflasi, dan volume impor terhadap nilai impor benang katun periode 2020–2023. Metode yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan data sekunder bulanan. Hasil menunjukkan bahwa kurs, harga benang, suku bunga, dan volume berpengaruh signifikan terhadap nilai impor, sedangkan inflasi tidak signifikan. Nilai adjusted R² sebesar 0,9894 menunjukkan bahwa model memiliki daya jelas yang tinggi. Penelitian ini juga menekankan pentingnya strategi hedging, seperti kontrak forward dan currency option, untuk mengurangi risiko nilai tukar. Temuan ini bermanfaat bagi perusahaan tekstil dalam menjaga kestabilan biaya impor serta sebagai dasar pengambilan kebijakan mitigasi risiko kurs.
Copyrights © 2025