Pertumbuhan penduduk dan aktivitas pembangunan perkotaan memberikan dampak negatif terhadapsumber daya alam, khususnya air. Secara khusus, Kota Semarang masih memanfaatkan air tanah dalamberbagai kegiatan untuk memenuhi kebutuhannya. Memang kebutuhan air bersih ditambah denganpengelolaan air permukaan belum bisa dipenuhi secara optimal. Arsitektur hijau menekankan prinsip ramahlingkungan dengan mengatasi masalah sanitasi melalui desain yang berfokus pada efisiensi sumber dayadan pengelolaan limbah. Untuk mencapai tujuan arsitektur hijau, diperlukan strategi pengelolaan limbahterpadu dengan cara yang paling efisien, meningkatkan pelayanan dan pembuangan limbah yang ramahlingkungan. Metode kualitatif dengan pendekatan masalah desain ini digunakan untuk mendeskripsikanteknik penelitian menciptakan desain arsitektur hijau yang inovatif dengan menggunakan pengolahan airlimbah. Kekurangan air bersih di wilayah Kota Semarang dapat diatasi dengan menggunakan beberapametode desain arsitektur hijau yang inovatif, termasuk membangun Constructed Wetland (Lahan BasahBuatan), Biofilter, serta Grit Chamber. Constructed Wetland yang dibangun merupakan sistem pengolahanair limbah yang dikonsep dan dirancang sesuai proses alami dengan konsep waterpark. Metode inimenggunakan tumbuhan air sebagai alat penyerap polutan dan mengandung sejumlah bahan penyaring airdan mikroorganisme untuk pengolahan air limbah. Biofilter adalah metode pengolahan limbah cair secarabiologis dengan menggunakan tanaman air di mana tanaman tertentu serta mikroorganisme yang ada dalamlapisan bawah tanah dapat mengubah kontaminan menjadi penyebab polusi tidak berbahaya. SedangkanGrit Chamber merupakan unit pengolahan air limbah yang menyaring padatan organik dalam bentuk tangkiberbentuk kerucut untuk memisahkan partikel berat seperti pasir, kerikil, dan bahan anorganik lainnya dariair limbah.Kata Kunci : arsitektur hijau, pengolahan air limbah, constructed wetland, biofilter, grit chamber
Copyrights © 2024