Permasalahan kedisiplinan siswa merupakan aspek penting dalam dunia pendidikan, di mana konsistensi dan keadilan dalam pemberian sanksi terhadap pelanggaran sangat berpengaruh terhadap integritas institusi dan kepuasan seluruh pihak yang terlibat. Ketidaksesuaian sanksi yang diberikan secara manual kerap kali menimbulkan ketidakobjektifan serta menurunkan kepercayaan terhadap sistem penegakan disiplin. Penelitian ini mengusulkan solusi berbasis sistem pendukung keputusan dengan mengimplementasikan metode Rank Order Centroid (ROC) untuk menentukan bobot atribut pelanggaran, serta metode Multi-Attributive Border Approximation area Comparison (MABAC) untuk melakukan perangkingan dan pemilihan jenis sanksi yang paling tepat. Data yang digunakan melibatkan 20 alternatif siswa yang melakukan pelanggaran kedisiplinan dengan mempertimbangkan sejumlah atribut tertentu, seperti jenis pelanggaran, frekuensi, dan dampak terhadap lingkungan sekolah. Hasil pengolahan menunjukkan nilai akhir Si dari masing-masing alternatif, dengan rentang nilai mulai dari -0,348 hingga 0,652. Berdasarkan hasil perhitungan MABAC, siswa dengan nilai Si tertinggi seperti Dirga (A12, 0,652) dan Iwan Setiawan (A18, 0,590) memperoleh sanksi TS04 dan TS03 yang menunjukkan tingkat pelanggaran lebih berat, sedangkan siswa dengan nilai Si rendah seperti Silvina Sasmita (A19, -0,348) dan Harianto Halim (A14, -0,227) diberikan sanksi TS01, yang mencerminkan pelanggaran ringan. Pengujian dilakukan melalui validasi internal dengan membandingkan hasil perhitungan sistem terhadap keputusan manual dari pihak sekolah, menunjukkan konsistensi sebesar 90%, yang menandakan sistem telah mampu menghasilkan keputusan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Implementasi sistem ini diharapkan dapat meningkatkan transparansi, objektivitas, dan keadilan dalam proses pemberian sanksi, serta menjadi referensi bagi sekolah dalam memperbaiki mekanisme penegakan disiplin yang sistematis dan berkeadilan.
Copyrights © 2025