Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Vol 2, No 3 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam

KAJIAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT SEKITAR TAMAN HUTAN RAYA WAN ABDUL RACHMAN - LAMPUNG

Asmanah Widiarti (Puslitbang Hutan)



Article Info

Publish Date
26 Feb 2018

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari kondisi sosial-ekonomi  dan budaya masyarakat setempat dalam rangka mencari pendekatan  yang paling sesuai untuk pengelolaan kawasan pelestarian. Kajian dilakukan dengan meroda studi  deskriptif  dan mengambil kasus di empat lokasi desa-desa sekitar Tahura WAR yaitu Sungai Langka, Beringin, Gebang, dan Kateguhan. Hasil kajian menunjukkan bahwa keterbatasan kemampuan masyarakat yaitu hanya di bidang usaha tani menjadikan   masyarakat sangat  tergantung pada sumber daya hutan. Sudah sejak  lampau masyarakat membuka kawasan hutan untuk kegiatan pertanian. Rata-rata kepemilikan  lahan dalam kawasan bervariasi antara 0,5-4 ha per keluarga. Umumnya kepemilikan lahan bersifat warisan atau turun temurun sehingga  cenderung  mengakibatkan kawasan hutan yang digarap semakin bertambah. Dari lahan dalam kawasan rata-rata  membeikan penghasilan sebesar  Rp 4.708.637, atau sumbangannya   terhadap  pendapatan   total keluarga  sebesar  62,24%. Ketergantungan masyarakat pada sumberdaya hutan tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,  status sosial,jarak dari kawasan,  status kekayaan, memiliki pekerjaan  atau  tidak, tetapi lebih ditujukkan  oleh sistem  pewarisan   lahan. Pembangunan  Social Forestry di areal Tahura  telah disambut baik oleh masyarakat setempat karena program ini memberikan  keleluasaan dan kepastian hukum pada masyarakat untuk memasuki kawasan dan mengambil hasilnya. Namun demikian pelaksanaan  Social Forestry, masih membutuhkan pembinaan. Pengawasan, dan evaluasi yang terus menerus dari instansi terkait setempat berkaitan dengan sistem  budidaya pertanian dan jenis komoditi yang dikembangkan dalam kawasan pelestarian sehingga tidak mengganggu fungsi utamanya. Di samping itu diperlukan aturan-aturan untuk membangun model Social Forestry yang paling sesuai untuk  kawasan  pelestarian. Upaya mempertahankan  kawasan pelestarian dan sekaligus memberikan  kesejahteraan masyarakat setempat tidak bisa dipisahkan disebabkan  adanya interaksi yang sangat kuat antara masyarakat setempat dengan sumber daya hutan disekitarnya

Copyrights © 2005