Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses internalisasi nilai-nilai kewarganegaraan dalam pembentukan perilaku tertib berlalu lintas pada pelajar SMP Negeri 1 Tigalingga, khususnya pengendara sepeda motor. Fenomena pelajar di bawah umur yang berkendara tanpa izin menjadi indikasi rendahnya kesadaran hukum dan kepatuhan terhadap aturan lalu lintas. Landasan teoritis penelitian ini adalah teori kontrak sosial Jean Jacques Rousseau, terutama konsep kedaulatan rakyat dan kehendak umum, yang diimplementasikan melalui nilai disiplin, tanggung jawab, dan kepatuhan terhadap hukum. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Subjek penelitian meliputi siswa, orang tua, dan pihak sekolah. Teknik analisis data mengacu pada model Miles dan Huberman, yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa internalisasi nilai kewarganegaraan terjadi melalui pengalaman langsung berkendara, pembelajaran PPKn, keteladanan guru, dan dukungan lingkungan sosial. Siswa memaknai kepatuhan sebagai keseimbangan antara kebebasan pribadi dan tanggung jawab sosial, sesuai prinsip kontrak sosial Rousseau. Tingkat internalisasi bervariasi, mulai dari kesadaran awal hingga komitmen penuh, dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, pola asuh keluarga, dan interaksi teman sebaya. Guru berperan sebagai pembimbing karakter, meskipun menghadapi tantangan seperti perbedaan nilai di rumah, pengaruh teman sebaya, dan keterbatasan waktu. Penelitian ini diharapkan menjadi rujukan bagi sekolah dan pemangku kepentingan dalam membina perilaku berkendara yang tertib dan bertanggung jawab di kalangan pelajar
Copyrights © 2025