Salah satu potensi gangguan yang sering terjadi pada sistem kelistrikan adalah hubung singkat, khususnya pada kondisi gangguan satu fasa ke tanah. Penelitian ini bertujuan menganalisis efektivitas sistem proteksi Solid Grounding (SG) dan Neutral Grounding Resistance (NGR). Sistem SG memberikan jalur arus yang cepat menuju tanah, namun menghasilkan arus gangguan yang tinggi sehingga berpotensi menimbulkan kerusakan pada transformator dan peralatan listrik. Sebaliknya, sistem NGR membatasi besarnya arus gangguan, sehingga dapat mengurangi risiko kerusakan dan meningkatkan keandalan sistem. Beberapa studi terkini menunjukkan bahwa penerapan NGR mampu menurunkan arus hubung singkat secara signifikan, terutama pada sistem kelistrikan skala industri besar. Berdasarkan data lapangan di PT. Boma Bisma Indra, sistem SG dengan tahanan tanah 2 Ω menghasilkan arus gangguan satu fasa ke tanah sebesar 945.28 A. Sementara itu, pada penerapan NGR dengan nilai tahanan 25, 50, 75, dan 100 Ω, hasil perhitungan menunjukkan bahwa NGR 100 Ω mampu menurunkan arus gangguan menjadi 257.27 A. Dengan demikian, penggunaan NGR 100 Ω terbukti jauh lebih efektif dalam membatasi arus gangguan satu fasa ke tanah dibandingkan sistem SG.
Copyrights © 2025