Proses penetasan telur pada peternakan unggas masih didominasi oleh penggunaan inkubator konvensional yang memerlukan pemantauan manual terhadap suhu dan kelembapan. Hal ini sering mengakibatkan kondisi inkubasi yang tidak stabil, sehingga menurunkan tingkat keberhasilan penetasan. Di sisi lain, keterbatasan waktu dan jarak membuat peternak kesulitan melakukan kontrol secara cepat ketika terjadi penyimpangan suhu atau kelembapan dari batas ideal.Penelitian ini bertujuan merancang dan mengimplementasikan sistem Smart Egg Incubator berbasis Internet of Things (IoT) dengan sistem pemantauan dan pengendalian berbasis website. Sistem menggunakan mikrokontroler ESP32, sensor DHT22 untuk membaca suhu dan kelembapan, serta RTC DS3231 untuk mengatur rotasi telur otomatis setiap 3 jam. Pemantauan kondisi lingkungan dilakukan melalui platform Blynk yang dapat diakses menggunakan smartphone atau laptop secara real-time. Fitur buzzer dan notifikasi email ditambahkan sebagai sistem peringatan dini ketika parameter inkubasi berada di luar batas optimal maupun saat masa inkubasi memasuki hari ke-21. Sistem juga menggunakan modul MiFi untuk mengakses internet di daerah tanpa jaringan Wi-Fi tetap.Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem berhasil menjaga suhu pada kisaran 37,5°C–38,0°C dan kelembapan 60%–65% RH selama 21 hari masa inkubasi. Seluruh telur berhasil menetas (100%), jauh lebih tinggi dibandingkan inkubator konvensional (40%). Sistem ini terbukti efisien, responsif, dan dapat diandalkan, serta berpotensi untuk diterapkan secara luas dalam meningkatkan produktivitas peternak dan mendukung ketahanan pangan nasional.
Copyrights © 2025