STEMI merupakan rusaknya bagian otot jantung secara permanen akibat trombus arteri koroner. Strategi pengobatan STEMI sangat berkaitan dengan masa awitan (time onset) dan memerlukan pendekatan yang berbeda di masing-masing pusat pelayanan kardiovaskular demi mendapatkan tatalaksana yang tepat, cepat dan agresif. Di Indonesia menurut data Depkes RI tahun 2008 angka kematian mencapai 25% akibat serangan jantung. Sementara itu pada tahun 2008 terdapat 2446 kasus, tahun 2009 terdapat 3862 kasus, dan pada tahun 2010 terdapat 2529 kasus yang didiagnosa  Acute Coronary Syndrome (ACS). Literatur review ini bertujuan untuk identifikasi masalah dalam STEMI chain survival dapat memberikan perbaikan penatalaksanan sehingga mendapatkan hasil yang optimal untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas STEMI. Metode yang digunakan dalam tinjauan literatur ini adalah dengan mengumpulkan dan menganalisis artikel-artikel mengenai ST elevation myiocardinal infrarction (STEMI). Artikel dikumpulkan melalui text book, database elektronik CINAHL, Nursing Reference Center, dan ScienceDirect dengan menggunakan kata kunci STEMI, STEMI chain of survival, dan keperawatan. Kriteria artikel yang digunakan adalah yang memiliki teks lengkap dan diterbitkan dalam kurun waktu antara tahun 2005-2016. Tujuan utama tatalaksana IMA adalah mendiagnosis secara cepat, menghilangkan nyeri dada, menilai dan mengimplementasikan strategi reperfusi yang mungkin dilakukan, memberi antitrombotik dan anti platelet, memberi obat penunjang. Terdapat beberapa pedoman (guideline) dalam tatalaksana IMA dengan elevasi ST yaitu dari ACC/AHA tahun 2013 dan ESC tahun 2012 yang meliputi Early symptom recognition & call for help, EMS evaluation & treatment, Emergency department evaluation & treatment, dan Reperfusion therapy. Namun dalam pelaksanaannya tidak selalu berjalan dengan baik permasalahan seperti pengetahuan masyarakat tentang tanda dan gejala, cara mencari pertolongan dan lokasi yang tidak terjangkau dengan baik atau bahkan belum adanya sistem EMS menjadi kendala dalam pelaksanaan penanganan pasien STEMI. Solusi seperti penyebaran informasi dapat dilakukan secara langsung dengan penyuluhan maupun tidak langsung menggunakan media cetak (Koran, leaflet, dan poster) atau menggunakan media elektronik (TV, internet dan simulasi aplikasi). Mencegah angka Mortalitas dan morbiditas pada STEMI berfokus pada waktu dan ketepatan sesuai dengan penatalaksanaan STEMI Chain of Survival yang meliputi early symptom recognition & call for help, EMS evalution & treatmetment, Emergency departement evalutione& treatmetment, Reperfusion therapy
Copyrights © 2017