Artikel ini membahas hubungan antara konsep waktu dan komunikasi antarbudaya dalam konteks perkembangan teknologi digital yang semakin pesat. Waktu tidak hanya dipahami sebagai dimensi kronologis, tetapi juga sebagai konstruksi budaya yang sarat makna sosial, spiritual, dan simbolik. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis literatur, kajian ini menelusuri perbedaan pandangan budaya terhadap waktu terutama konsep monokronik dan polikronik sebagaimana dikemukakan oleh Edward T. Hall serta dampaknya terhadap pola komunikasi lintas budaya. Perspektif Islam juga diangkat untuk menegaskan nilai spiritual waktu sebagai anugerah ilahi yang harus dimanfaatkan secara efisien dan bermakna. Selain itu, artikel ini menguraikan penerapan kronemik dan proksemik sebagai aspek komunikasi nonverbal yang memengaruhi interaksi antarindividu dari latar budaya berbeda. Di era digital, teknologi informasi memperpendek jarak komunikasi dan memperluas jangkauan interaksi budaya, namun sekaligus menimbulkan tantangan baru seperti etnosentrisme, stereotip, dan kesenjangan persepsi waktu. Hasil kajian menegaskan bahwa keberhasilan komunikasi antarbudaya di era digital menuntut kepekaan terhadap perbedaan persepsi waktu, penghargaan terhadap nilai-nilai budaya lain, serta kemampuan adaptasi dalam menggunakan media digital secara etis dan efektif.
Copyrights © 2025