Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Vol 6, No 3 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN

KAJIAN SENGON (Paraserianthes falcataria) SEBAGAI POHON BERNILAI EKONOMI DAN LINGKUNGAN

Heru Dwi R., Susi. A (Balai Penelitian Kehutanan Solo)
Ragil. B.W.M.P (Balai Penelitian Kehutanan Solo)



Article Info

Publish Date
01 Mar 2018

Abstract

Hutan rakyat sengon hampir menutupi sebagian wilayah Kabupaten Wonosobo dan Banyumas dan memainkan peran yang penting dalam perekonomian masyarakat serta di dalam memelihara lingkungan global, seperti pencegahan banjir, pengendalian proses pemadang-pasiran dan penyerapan serta fiksasi CO2. Hutan alam telah semakin berkurang, yang disebabkan oleh kegiatan tebas dan bakar, illegal logging, penebangan pohon secara berlebihan serta  konversi dari tanah-tanah hutan menjadi tanah-tanah pertanian. Hutan di satu sisi sebagai penjerap emisi karbon di sisi lain juga dapat menghasilkan/menyumbang emisi karbon di udara. Dengan makin berkurangnya hutan alam dari tahun ke tahun, akan menyebabkan berkurangnya pasokan bahan baku kayu bagi industri perkayuan yang ada selain itu juga dapat meningkatkan emisi karbon di udara apabila  pembakaran hutan selalu dilakukan dalam aktivitas manusia baik di dalam ataupun di luar kawasan hutan. Berkurangnya luasan hutan juga dapat menyebabkan semakin menurunnya kualitas lingkungan hidup yang disebabkan hilangnya vegetasi pepohonan sebagai penjerap emisi karbon udara. Permasalahan di atas sebenarnya dapat di atasi apabila upaya penanaman pohon-pohonan dalam gerakan reboisasi hutan dan lahan, hutan tanaman industri dan hutan rakyat dapat berhasil dengan baik sehingga dapat memberikan konstribusi baik terhadap perekonomian maupun lingkungan. Memahami situasi demikian, BPK Solo melakukan penelitian untuk mengumpulkan dan menganalisa berbagai data guna mengetahui pertumbuhan sengon serta mengkuantifikasikan kandungan karbon dalam biomasa tegakan sengon (Paraserianthes falcataria) sebagai salah satu jenis unggulan dalam pembangunan hutan tanaman industri dan hutan rakyat. Dalam penelitian ini,  lokasi yang dipilih adalah Kabupaten Wonosobo dan Banyumas. Penelitian yang dilakukan merupakan pengamatan (observasi) terhadap kondisi yang ada dan tidak melakukan perlakuan. Metode yang digunakan untuk mengetahui rosot karbon dalam tanaman adalah dengan pendekatan IPCC Guidelines (1995) dalam Retnowati (1998). Pertumbuhan sengon didekati dengan melakukan pengukuran diameter dan tinggi tanaman, yang selanjutnya dianalisis ke dalam suatu persamaan matematika. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persamaan hubungan keeratan (determinasi) antara umur tegakan/tanaman dengan diameter, volume dengan diameter, berat kering total biomassa dengan diameter dan kandungan karbon dengan diameter, memberikan nilai koefisien determinasi yang cukup tinggi sampai tinggi, ini berarti, persamaan-persamaan tersebut dapat digunakan untuk mengestimasi kandungan karbon tegakan/tanaman jati.

Copyrights © 2009