Penelitian ini bertujuan untuk menelaah hubungan antara aktivitas pertambangan dengan kandungan logam berat pada air tanah dengan studi kasus di kawasan pertambangan rakyat Kalurahan Kalirejo, Kokap, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Beberapa logam berat yang umum berasosiasi dengan wilayah pertambangan dengan tipe alterasi hidrotermal adalah arsen (As) dan tembaga (Cu). Kalurahan Kalirejo memiliki kondisi geologi yang ditandai oleh kehadiran batuan intrusi, disertai mineralisasi serta alterasi hidrotermal yang cukup intensif. Selain itu, praktik pertambangan tradisional yang relatif masif di kawasan ini semakin meningkatkan potensi kontaminasi air tanah. Mengingat tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumber air tanah, penting dilakukan kajian mengenai kandungan Cu dan As serta keterkaitannya dengan kondisi geologi setempat. Penelitian dilakukan melalui analisis kandungan Cu dan As pada sampel air tanah, batuan, dan urat kuarsa. Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi Cu pada air tanah masih tergolong aman (<2 mg/L) sesuai Permenkes No. 2 Tahun 2023, dengan rentang 0,0027–0,94 mg/L. Sebaliknya, konsentrasi As telah melampaui ambang batas aman (>0,01 mg/L), yaitu 0,0623–0,1287 mg/L. Kondisi pH netral pada air tanah Kalirejo diduga menjadi faktor pengontrol utama kelarutan logam, sehingga As (V) cenderung lebih mudah larut dibandingkan Cu. Konsentrasi As yang lebih tinggi juga ditemukan pada area dengan alterasi argilik dan pelapukan batuan intensif. Oleh karena itu, tindakan remediasi air tanah direkomendasikan, terutama pada wilayah permukiman dengan kadar As tinggi.
Copyrights © 2025