Pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja baru, namun menyebabkan alih fungsi lahan besar yang memengaruhi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Penelitian ini menganalisis dampak spasial KITB, termasuk proses, pola, dan struktur spasial serta implikasinya bagi perencanaan tata ruang. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif berbasis keruangan dengan analisis deskriptif, menggunakan data dari interpretasi citra satelit Sentinel-2A SR, survei lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Analisis Average Nearest Neighbor (ANN) mengindikasikan pola alih fungsi lahan yang mengelompok (Z-score < -2.58), terutama di wilayah penyangga KITB. 15.1% (3.226.16 Ha) lahan mengalami alih fungsi lahan yang terjadi baik pada lahan vegetatif seperti hutan tanaman dan semak belukar maupun lahan terbangun, lahan terbuka, perairan, dan pertanian. Ketidaksesuaian dengan RTRW disebabkan tumpang tindih kebijakan dan lemahnya pengawasan. Maka diperlukan intervensi kebijakan untuk meminimalkan dampak negatif dan mendorong penyesuaian RTRW yang berimbang dengan pengendalian konversi lahan.
Copyrights © 2025