Stunting, atau perawakan pendek, berhubungan erat dengan hambatan kemampuan kognitif dan kualitas hidup. Prevalensi stunting di Indonesia mencapai 30,8% tahun 2018. Stunting dipengaruhi pemenuhan nutrisi di awal kehidupan, salah satunya melalui ASI eksklusif. Meskipun cakupan ASI eksklusif di Indonesia sudah 74,5%, hubungan stunting dengan ASI eksklusif seringkali tidak konsisten akibat keberagaman kuantitas dan kualitas ASI. Penelitian ini ingin mengetahui efek ASI eksklusif terhadap stunting di Kabupaten Bogor, sebagai salah satu daerah tinggi stunting di Indonesia. Penelitian dengan desain potong lintang ini dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, pada Februari sampai April 2019. Kriteria inklusi adalah balita usia 6-59 bulan yang berkunjung ke poliklinik. Informasi pemberian ASI eksklusif diperoleh dari wawancara terstruktur, sementara stunting ditetapkan dengan antropometri terstandar. Dari 162 balita, 117 (72,22%) mendapat ASI eksklusif dan 64 subjek (39,51%) mengalami stunting. Pada analisis multivariat, ditemukan interaksi pada strata usia ibu saat hamil > 30 tahun dan < 30 tahun, sehingga rasio prevalens (PR) ASI eksklusif terhadap kejadian stunting adalah 0,41 IK95% 0,23-0,74 dan 1,74 IK95% 0,93-3,24; p Mantel-Haenszel < 0,001 secara berturut-turut. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ASI eksklusif dapat bersifat protektif terhadap stunting bila usia ibu saat hamil > 30 tahun. Selain meningkatkan cakupan, diperlukan upaya meningkatkan kualitas ASI eksklusif untuk mengoptimalkan upaya pencegahan stunting.
Copyrights © 2019