Intergroup conflicts in sport, especially when charged with violence, is a complex pheno- mena and could be manifested differently in shape and realization from time to time. This study was keen to find empirical data concerning harsh conflicts between two traditional martial art organiza- tions namely the Pencak Silat Setia Hati Terate (SHT) and Pencak Silat Setia Hati Tunas Muda Wi- nongo (SHW). These data were then used as a foundation to build a theoretical construct concerning violent behavior in sport. This study was conducted using a qualitative approach by case study to collect data. It is concluded that conflict happened due to a distorted social identity building process. Konflik antar-kelompok dalam olahraga, apalagi yang bermuatan kekerasan, merupakan fe- nomena yang kompleks dan bisa jadi berbeda dalam bentuk dan perwujudannya dari waktu ke waktu. Penelitian ini berusaha menemukan fakta empiris terkait dengan konflik kekerasan antar-kelompok organisasi Pencak Silat SHT dan SHW. Fakta empiris tersebut selanjutnya digunakan sebagai dasar menyusun konstruksi teoretis mengenai perilaku kekerasan dalam olahraga. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan metode case study. Studi ini sampai pada kesimpulan bahwa konflik terjadi karena proses pembentukan identitas sosial yang terdistorsi.
Copyrights © 2009