Industri pertambangan nikel di Indonesia memiliki risiko tinggi, dengan implementasi sistem manajemen keselamatan pertambangan (SMKP) yang masih rendah (kepatuhan 36,1% pada 2024), menyebabkan deviasi standar dan potensi kecelakaan berulang sesuai KEPDIRJEN ESDM No. 10/2023. Mengukur tingkat pencapaian budaya keselamatan pertambangan di PT XYZ (tambang nikel, Morowali Utara), mendeteksi deviasi, dan merumuskan rekomendasi perbaikan untuk pencegahan kecelakaan berkelanjutan. Pendekatan kualitatif dengan elemen deskriptif kuantitatif; sampel 200 karyawan dari populasi 836 menggunakan rumus Slovin; pengumpulan data melalui checklist penilaian KEPDIRJEN ESDM, observasi, wawancara, FGD, dan data sekunder; analisis tematik kualitatif dan deskriptif kuantitatif (persentase, scoring). Pencapaian keseluruhan 0,65 (kategori reaktif); kekuatan pada tanggung jawab pimpinan (ACHV 0,23/0,35), kelemahan pada partisipasi pekerja (0,10/0,15), analisis kecelakaan (0,14/0,20), dan pengendalian (0,18/0,30); maturitas budaya keselamatan sedang, dengan risiko kecelakaan berulang. Diperlukan perbaikan proaktif melalui program partisipasi pekerja, audit rutin, dan integrasi teknologi; rekomendasi untuk perusahaan meliputi pelatihan rutin dan monitoring digital, sementara pemerintah disarankan revisi regulasi dan audit eksternal untuk meningkatkan maturitas industri ke tingkat proaktif.
Copyrights © 2025