Latar belakang: Infeksi Soil-Transmitted Helminth (STH) menjadi salah satu persoalan kesehatan masyarakat yang lazim ditemui, terutama di daerah tropis dan subtropis dengan sanitasi yang buruk. Infeksi ini bereakibat pada gangguan kesehatan, misalnya anemia, hambatan tumbuh kembang, hingga penurunan imunitas tubuh. Oleh karena itu, deteksi dini infeksi kecacingan sangat penting dilakukan untuk menunjang diagnosis dan pengendalian penyakit. Salah satu uji yang umum digunakan adalah pemeriksaan tinja secara mikroskopis, yang efisiensinya sangat bergantung pada teknik yang digunakan. Tujuan: untuk menganalisis komparasi hasil pemeriksaan tinja menggunakan metode sedimentasi NaCl 0,9%, sedimentasi NaOH 0,2%, dan flotasi NaCl jenuh dalam mendeteksi telur cacing Soil-Transmitted Helminth. Metode: eksperimental berbasis laboratorium dengan pendekatan komparatif. Sampel tinja yang telah dipastikan positif STH diperiksa menggunakan ketiga metode secara sistematis, dengan pengujian sebanyak tiga kali untuk masing-masing metode. Analisis data dilakukan menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk, uji homogenitas, uji ANOVA One-Way, dan uji Post Hoc. Hasil: metode sedimentasi NaCl 0,9% menghasilkan rerata jumlah telur tertinggi (9,33), diikuti NaOH 0,2% (8,33), dan flotasi NaCl jenuh (4,00). Terdapat perbedaan signifikan antar metode (p = 0,007), dengan perbedaan signifikan antara metode flotasi dan kedua metode sedimentasi. Kesimpulan: bahwa metode sedimentasi NaCl 0,9% merupakan metode paling efektif dalam mendeteksi telur STH pada penelitian ini.
Copyrights © 2025