Skor PISA matematika Indonesia yang rendah mengindikasikan perlunya pergeseran fokus pembelajaran dari aspek prosedural ke pemahaman konseptual dan bernalar kritis. Matematika sering dianggap abstrak karena metode pengajaran kurang mendorong berpikir kritis. Penelitian ini menawarkan kerangka filosofis atomistik Leucippus untuk menyusun dan memperkaya pemahaman konsep yang mendalam di tingkat SMA. Penelitian kualitatif ini, melalui wawancara dan observasi, menganalisis penerapan analogi atomistik Leucippus. Konsep atomistik dianalogikan sebagai elemen fundamental atau konsep prasyarat yang tak terbagi dalam matematika (unit dasar). Implikasi Analogis konsep atomistik dalam Pembelajaran yaitu Keteraturan Atom diibaratkan sebagai struktur materi yang hierarkis, bergerak dari konsep sederhana ke konsep kompleks. Gerak Atom diibaratkan sebagai proses belajar dan penurunan rumus yang menunjukkan interaksi dan hubungan antar konsep. Penerapan analogi ini telah diimplementasikan guru dalam Penyusunan Bahan Ajar yang terstruktur secara sistematis dari dasar ke kompleks, Penurunan Rumus Bertahap dengan selalu menghubungkan kembali ke konsep prasyarat (atom) dan Diagnosis Kesulitan yang berfokus pada penguasaan konsep per atom (unit dasar) sebelum beralih ke konsep yang lebih rumit, memungkinkan remedial yang lebih efisien. Kesimpulannya, analogi atomistik Leucippus terbukti memberikan kerangka konseptual yang efektif bagi guru untuk menyusun pembelajaran. Pendekatan ini memfasilitasi pemahaman bahwa pengetahuan matematika dibangun secara hierarkis, deduktif, dan konsisten dari unit-unit dasar yang saling berinteraksi, berpotensi meningkatkan pemahaman konseptual murid secara signifikan. Integrasi filsafat atomistik dalam pedagogi matematika mampu menggeser paradigma pembelajaran dari mekanistik menjadi reflektif-struktural.
Copyrights © 2026