<![CDATA[Bisnis penyewaan alat berat memainkan peran krusial dalam mendukung sektor konstruksi, pertambangan, dan infrastruktur di Indonesia. PT Bina Pertiwi, sebagai lessor utama dan anak perusahaan PT United Tractors Tbk yang didirikan pada 1976, menghadapi tantangan signifikan dalam menerapkan pengakuan pendapatan sewa sesuai PSAK 73 tentang Sewa. Standar ini mewajibkan pengakuan aset hak guna dan liabilitas sewa di laporan keuangan, yang berdampak langsung pada posisi keuangan, kinerja, serta strategi jangka panjang perusahaan. Penelitian ini mengadopsi paradigma positivisme dengan pendekatan deskriptif-analitis untuk menganalisis penerapan PSAK 73 secara komprehensif di PT Bina Pertiwi, termasuk penyewaan traktor Kubota, forklift Komatsu, dan alat berat lainnya. Data primer dikumpul melalui wawancara mendalam dengan manajemen serta observasi dokumen internal, sementara data sekunder dari laporan keuangan audited dan literatur akuntansi terkini. Analisis dilakukan via reduksi data, verifikasi, dan penyajian untuk mengevaluasi kesesuaian praktik akuntansi sewa alat berat. Hasil menunjukkan PT Bina Pertiwi mengklasifikasikan transaksi sebagai sewa operasi, karena tidak ada pengalihan kepemilikan atau opsi pembelian berharga rendah; risiko dan manfaat aset tetap pada lessor. Pendapatan sewa diakui secara garis lurus berdasarkan prinsip akrual, aset dicatat di neraca sesuai faithful representation, dengan pengungkapan transparan yang meningkatkan keterbandingan laporan dan stabilitas arus kas tanpa beban aset hak guna di neraca lessee. Temuan ini menegaskan kepatuhan perusahaan terhadap standar, mendukung keberlanjutan bisnis penyewaan alat berat di tengah dinamika industri.]]>
Copyrights © 2026
