Dharmakarya : Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat
Vol 6, No 1 (2017): Maret

SOSIALISASI MODEL PRAKTIK KOLABORASI INTERPROFESIONAL PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

Susilaningsih, Francisca Sri (Unknown)



Article Info

Publish Date
04 Apr 2018

Abstract

Pelayanan pasien secara terintegrasi, utuh dan berkesinambungan dalam tatanan pelayanan rumah sakit sudah menjadi satu keharusan. Kompleksitas permasalahan pasien dan manajemen pelayanan yang melibatkan multi profesi berpotensi menimbulkan fragmentasi pelayanan yang dapat berimplikasi pada masalah keselamatan pasien, bila kerjasama tim tidak efektif, oleh karenanya diperlukan kolaborasi interprofesional sebagai upaya  mewujudkan asuhan pasien yang sinergis dan mutual sehingga pasien mendapatkan pelayanan yang utuh dan berkesinambungan. Pengelola rumah sakit dan professional pemberi asuhan pada umumnya memahami kebutuhan ini, tetapi akses terhadap model kolaborasi dan bagaimana model ini diimplementasikan masih belum jelas. RSUD Cibabat sebagai RS tipe B, terakreditasi KARS, dan sedang menyiapkan diri menjadi rumah sakit pendidikan memerlukan informasi tentang model kolaborasi interprofesional. Tujuan kegiatan ini di RS Cibabat adalah mengenalkan model kolaborasi interprofesional pelayanan kesehatan, komponen model dan  proses untuk mengimplementasikannya di tatanan ruang rawat inap. Sosialisasi model dengan metode seminar, melibatkan para pemangku kepentingan di rumah sakit yang terdiri dari berbagai profesi kesehatan, case manager, kepala bagian, kepala bidang dan diklat serta komite etik rumah sakit. Interes dan pemahaman dilihat dari berbagai pertanyaan, klarifikasi dan pernyataan tentang pentingnya model ini bagi pelayanan pasien dan manfaatnya bagi rumah sakit. Untuk mengadopsi model diperlukan internalisasi dan  kajian lanjut tentang  kesiapan para praktisi terhadap iklim kolaborasi pada keempat komponen model yang diukur dari kultur kolektif dan kultur individu para praktisi klinis. Sebagai hasil kajian awal diperoleh rerata skor kultur kolektif lebih besar dari kultur individu pada alur klinis pengelolaan pasien dan pengelolaan pasien secara tim. Pada komponen dokumen asuhan terpadu dan pemecahan masalah bersama, skor kultur individu lebih besar dari skor kultur kolektif, ini menjadi catatan penting untuk proses pendampingan implementasi  model kolaborasi interprofesional pada tahapan berikutnya.

Copyrights © 2017