Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan pengelolaan muallaf dan segala problematikanya yang dilakukan secara sukarela oleh seorang relawan. Data dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan terhadap aktivitas keseharian pembinaan muallaf, termasuk aktivitas para muallaf yang terkait dengan keagamaan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pembinaan muallaf bersifat eksperimental dan learning by doing. Pembinaan menggunakan dua cara, sistematis (non-formal), dan kultural. Cara yang sistematis digunakan untuk pembinaan terhadap anak-anak, sedangkan cara kultural diterapkan kepada muallaf dewasa. Problem pembinaan antara lain; 1). Kemiskinan yang berimplikasi pada minat belajar yang sangat rendah dan rasa inferior, 2). Sifat mereka yang senang berkelompok mempengaruhi kelancaran pembinaan. 3) Kedatangan “orang-orang baru” secara periodik mengganggu sistem pembinaan, 4). Pembinaan kurang terorganisir dan mengandalkan kemampuan seorang pembina saja, 5). Kemampuan pembina yang relatif kurang memadai untuk melakukan pembinaan yang lebih sistematik. 
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2016