Sari Pediatri
Vol 18, No 5 (2017)

Terapi Cairan Prarujukan dan Skor PELOD sebagai Prediktor Mortalitas Sindrom Syok Dengue Anak

Eka Permata Sari (Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UGM/ RSUP DR. Sardjito Yogyakarta)
Pudjo Hagung Widjajanto (Divisi Hemato-Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/ RSUP dr. Sardjito Yogyakarta)
Nurnaningsih - - (Divisi Emergensi dan Rawat Intensif Anak Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/ RSUP dr. Sardjito Yogyakarta)



Article Info

Publish Date
29 Mar 2017

Abstract

Latar belakang. Sindrom syok dengue (SSD) merupakan kondisi kegawatan yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Manajemen cairan yang tidak adekuat di pelayanan kesehatan prarujukan merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap mortalitas pada SSD. Skor Pediatric Logistic Organ Dysfunction (PELOD) dapat digunakan sebagai prediktor mortalitas SSD.Tujuan. Menilai hubungan dan mortalitas terapi cairan prarujukan dengan skor PELOD dalam 24 jam pertama di Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Metode. Penelitian rancangan kohort retrospektif pada anak SSD yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito bulan April 2011 – Maret 2016. Subjek dengan serologi dengue positif baik yang datang sendiri ke IGD ataupun rujukan dilakukan penilaian skor PELOD. Analisis bivariat chi-square digunakan untuk menilai hubungan terapi cairan prarujukan, skor PELOD dan mortalitas.Hasil. Terdapat 159 subyek berusia 1 bulan – 18 tahun. Hubungan bermakna terdapat pada skor PELOD ≥20 terhadap mortalitas SSD (p<0,05). Namun, tidak terdapat hubungan antara resusitasi cairan prarujukan dengan skor PELOD dan mortalitas (p>0,05). Kelebihan cairan prarujukan meningkatkan kematian 2,8 kali meskipun secara statistik tidak bermakna (p=0,06).Kesimpulan. Resusitasi prarujukan tidak berpengaruh terhadap mortalitas SSD anak. Skor PELOD ≥20 memiliki mortalitas yang tinggi pada SSD anak. Kelebihan cairan prarujukan meningkatkan mortalitas SSD. 

Copyrights © 2017