Alfisol atau tanah Mediteran merupakan kelompok tanah merah yang menduduki persentase tertinggi sebagai areal kacang tanah. Bahan induk Alfisol umumnya adalah batu kapur sehingga mempunyai pewaris sifat basis yang kuat. Hasil telaah percobaan di rumah kaca maupun lapangan, lahan Alfisol memiliki potensi persoalan miskin hara P, K, S, Mg, Fe, Zn dan Cu, nir-imbang (inbalance) K/Ca+Mg, dan miskin bahan organik tanah. Sumber daya lahan Alfisol merupakan kimah (asset) yang besar untuk pengembangan agribisnis kacang tanah atau tanaman pangan pada umumnya. Komponen teknologi budidaya kacang tanah pada Alfisol dapat dirakit secara lengkap (utuh). Komponen teknologi pokok budidaya kacang tanah yang perlu mendapat perhatian meliputi : (1) Kebutuhan air optimal kacang tanah adalah 400 mm/musim tanam, (2) Tambahan N untuk pertumbuhan awal kacang tanah adalah 20–35 kg N/ha, (3) Tambahan pupuk P sebesar 50 kg P 2 O 5 /ha. P-alam merupakan sumber alternatif yang efektif dan ekonomis, (4) Tambahan pupuk K sekitar 25–50 kg K 2 O/ha. ZK-Plus merupakan sumber K alternatif yang efektif dan ekonomis, (5) Alfisol basis tanggap terhadap pemupukan S. Takaran 100 kg ZA/ha atau 100 kg S elementer/ha cukup efektif untuk memperbaiki keharaan S dan pH tanah, (6) Ada peluang peningkatan hasil kacang tanah melalui PPC daun dikombinasikan dengan ajuvan (perata dan perekat), dan (7) Pemakaian 20 t pupuk kandang/ha pada Alfisol marginal memiliki pengaruh nyata terhadap peningkatan hasil kacang tanah. Pemanfaatan Alfisol sebagai sentral area tanam kacang tanah memiliki kelayakan teknis dan perspektif agribisnis yang kuat. Agribisnis kacang tanah memiliki spektrum agroindustri hulu yang luas.
Copyrights © 2002