Penyakit rabies (penyakit anjing gila) sudah lama dikenal dan sangat ditakuti oleh masyarakat karena dapat menyebabkan kema-tian. Pemberantasannya melalui eliminasi an-jing liar, menggunakan strychnine sintetik yang harus diimpor dan cukup mahal harganya. Eks-trak air biji picung (Pangium edule) mudah diperoleh dan murah, mengandung sianida sa-ngat tinggi sehingga berpotensi sebagai peng-ganti strychnine. Penelitian dilakukan di Balai Penelitian Veteriner, Bogor sejak September 2004 sampai Maret 2005. Penelitian dilakukan 3 tahap, yakni : 1) mencari contoh buah picung ke daerah Cianjur (Bojongpicung), Sukabumi (Pelabuhanratu) dan Garut (Pameungpeuk), 2) analisis sianida dalam biji picung dengan cara spektrofotometri, 3) percobaan pemberian eks-trak air biji picung (EABP) dengan konsentrasi 100% (b/v) secara oral pada a) mencit dalam 5 macam dosis (penetapan LD50): 0,05; 0,1; 0,2; 0,4 dan 0,8 ml EABP untuk 10 ekor/dosis b) anjing dalam 3 macam dosis: 0,5; 1,0 dan 2,0 ml EABP, masing-masing dalam campuran makanan baso untuk 1 ekor/dosis. Pemberian dosis tunggal : 2,5; 5,0 dan 10,0 ml EABP un-tuk 1 ekor/dosis. Kemudian dilakukan nekrop-si, gambaran pasca mati dan histopatologi apa-bila hewan mati. Hasil percobaan menunjukkan bahwa LD50 pada mencit: 21,88 mg/kg sianida dalam EABP (0,23 ml EABP). Kemudian dosis letal pada anjing: 5,0 ml dengan berat badan 3,5 kg (mati dalam 1,5 jam), sedangkan dosis 10,0 ml tidak menyebabkan kematian karena dimuntahkan. Gambaran pasca mati pada men-cit dan anjing konsisten yaitu umumnya pem-bendungan dan perdarahan, sebagian besar pa-da organ viseral yang sesuai dengan gambaran histopatologinya, tetapi paling parah pada paru-paru, lambung dan usus yang dapat dihubung-kan dengan tingkat keparahan dalam kema-tiannya, maka pemberian EABP dapat dipakai sebagai pengganti strychnine dalam eliminasi anjing liar.
Copyrights © 2008