Tanaman temulawak merupakan tanaman asli Indonesia yang masih jarang dibudidayakan secara intensif oleh petani karena waktu panen yang lama dan jarak tanam yang lebar. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah budidaya temulawak dengan jagung secara tumpangsari.  Tumpangsari kedua tanaman ini diharapkan mampu menarik minat petani menanam tanaman temulawak. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pola tanam tumpangsari yang paling menguntungkan antara temulawak dengan jagung.  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga September 2015 di kebun percobaan Universitas Brawijaya Desa Jatikerto, Malang, menggunakan Rancangan Acak Kelompok, 6 perlakuan pola tanam, yatu: T1 = strip cropping, T2 = row cropping, T3 = striprelay temulawak-jagung, T4 = row relay temulawak-jagung, T5  = strip relay jagung-temulawak dan T6 = row relay jagung-temulawak dan diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan pola tanam pada sistem tumpangsari temulawak dan jagung memberikan pengaruh pertumbuhan dan hasil temulawak dan jagung yang berbeda.  Pola tanam tumpangsari yang tepat dan paling efisien dalam penggunaan lahan adalah pola tanam strip cropping yang memberikan hasil rimpang temulawak mencapai 2,68 ton.ha-1 dan tongkol jagung sebesar 5,24 ton.ha-1 serta nilai NKL 1,22 dan R/C ratio 1,43 dengan keuntungan bersih sebesar Rp 9.509.000,.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2017