Pemindahan lokasi TPA di Kota Marabahan menyebabkan penambahan jarak tempuh pengangkutan sampah. Rute pengangkutan yang digunakan saat ini masih menggunakan rute yang sama dengan pengangkutan sampah yang lama. Pemilihan rute angkutan sampah yang kurang tepat akan menambah biaya operasional sehingga perlu ada studi lebih lanjut tentang masalah ini. Studi ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengangkutan sampah eksisting di Kota Marabahan dan mengoptimalkan rute pengangkutan sampah di Kota Marabahan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Optimasi rute sampah dalam penelitian ini menggunakan SIG dengan bantuan fitur Network Analyst (NA). Hasil analisis menunjukkan bahwa pengangkutan sampah eksisting menggunakan pola Stationary Container System (SCS). Jarak rata-rata yang ditempuh kendaraan pada rute eksisting adalah 72, 51 km. Hasil running menghasilkan jarak rute alternatif yang lebih pendek dibandingkan dengan jarak rute eksisting. Jarak rata-rata yang ditempuh masing kendaraan pada rute alternatif adalah 68,03 km. Rute dari kendaraan 1 merupakan rute dengan selisih paling kecil yaitu 1,696 km atau terjadi pengurangan sebesar 3%. Rute dengan selisih paling besar adalah rute pada kendaraan 2 pada ritasi kedua dengan selisih 7,841 km atau pengurangan sebesar 11%. Total keseluruhan selisih dari rute alternatif dengan rute eksisting adalah sebesar 22,365 km/hari atau dengan rata-rata pengurangan sebesar 6 %.Kata kunci: Rute pengangkutan, Optimasi, SIG, Network AnalystThe transfer of the municipal landfill site Marabahan causes additional waste transport mileage. The transport route used today still use the same route as the old waste transport. Selection of the lack of proper waste transportation will increase operating costs so it needs no further study of this issue. This study aims to determine the existing waste transportation system in the city Marabahan and optimizing transport of waste in these Marabahan using Geographic Information System (GIS). Route optimization garbage in this study using GIS with the help of features Network Analyst (NA). The analysis shows that existing waste transportation use patterns Stationary Container System (SCS). The average distance that pursued the vehicle on existing routes is 72, 51 km. The results of running generate alternative route distance is shorter than the existing route distance. The average distance that each vehicle taken at an alternative route is 68.03 km. Route of the vehicle 1 is the route with the most minor difference is 1,696 km, or a reduction of 3%. The biggest difference is with the vehicle 2 on ritasi second with a difference of 7.841 km or a reduction of 11%. Total difference of these existing alternative route amounted to 22.365 km / day or with an average reduction of 6%. Keywords: Rute pengangkutan, Optimasi, SIG, Network Analyst.
Copyrights © 2016