Pembuatan dan penggunaan zat warna sintetik pada aplikasi pembuatan batik memiliki dampak negatif terhadapkesehatan dan lingkungan. Alternatif pemecahan masalah yang perlu dilakukan adalah dengan menggunakanzat warna alam yang mudah, aman, dan cepat pemrosesannya seperti zat warna dari angkak. Kekuranganangkak sebagai bahan pewarna adalah menggunakan beras sebagai media fermentasi. Pada penelitian ini,dicari alternatif media lain untuk mengganti beras, yaitu digunakan umbi bengkuang dan tongkol jagung dilihatkarakteristik serta kualitas zat warna yang dihasilkan pada kain kapas. Umbi bengkuang dan tongkol jagungdifermentasi menggunakan jamur Monascus purpureus selama 21 hari, kemudian dikarakterisasi sifatpenyerapan, gugus fungsi, kadar, serta sifat pewarnaan yang dihasilkan pada kain kapas. Hasil percobaanmenunjukkan bahwa umbi bengkuang dan tongkol jagung memiliki kemampuan untuk digunakan sebagai mediapembuatan zat warna dengan serapan maksimum pada panjang gelombang 500 nm. Gugus fungsi zat warnamengarah pada struktur zat warna merah Monascus. Kadar zat warna yang dimiliki oleh media umbi bengkuangadalah 13,43% dan tongkol jagung adalah 7,46%. Ketuaan warna yang dihasilkan pada kapas yang diwarnaimenggunakan zat warna ekstrak media umbi bengkuang dan media tongkol jagung dievaluasi dengan nilai K/Sberturut-turut yaitu 1,218 dan 0,677.Kata kunci - beras, kapas, Monascus, pewarnaan, tongkol jagung, umbi bengkuang
Copyrights © 2016