Pendidikan pesantren diakui telah mencetak tokoh bangsa yang ulama’, sehingga pola pendidikannya menarik untuk didalami guna menemukan formulasi pendidikan karakter. Dalam konteks ini penulis memotret pesantren Nurul Hikmah Bakeong Guluk-Guluk Sumenep sebagai sampel tunggal yang memungkinkan adanya generalisasi, dengan fokus: (1) Bagaimana pola pendidikan di pondok pesantren Nurul Hikmah Bakeong Guluk-Guluk Sumenep?, (2) Bagaimana pola pendidikan pesantren Nurul Hikmah Bakeong Guluk-Guluk Sumenep dalam tinjauan pendidikan karakter?Untuk menjawab fokus ini penulis menggunakan perangkat metodologis dengan pendekatan kualitatif deskriptif berbasis pada paradigma fenomenologi melalui instrumen pendukung (interview, observasi, dokumentasi) yang memungkinkan data objektif bisa diangkat ke permukaan. Hasil eksplorasi menunjukkan: Pola pendidikan di pesantren tersebut menggunakan pola pendidikan khalaf, perpaduan kurikulum pesantren dengan kurikulum Nasional. Pola ini memenuhi 4 kebutuhan dasar pendidikan karakter antara olah fikir, olah rasa, olah hati dan olah raga. Olah fikir, nampak dari pendidikan formal dan non formal yang mampu menumbuhkan rasa ingin tahu, kreatifitas, menghargai prestasi dan gemar membaca. Olah rasa terasa dari kehidupan pesantren yang sarat nuansa religius dan serba bersama yang memunculkan karakter religius, jujur, toleran, komunikatif, demokratis, cinta damai, peduli lingkungan dan peduli sosial. Olah hati seperti shalat berjama’ah, dzikir, pengajian menghasilkan karakter religius, jujur, cinta damai dan bertanggungjawab. Olah raga membentuk kepribadian santri yang disiplin, kerja keras dan mandiri.
Copyrights © 2017