Wet white tanning system, the opposite of wet blue at chrome tannage, used glutraldehyde as tanning agent that relatively does not cause potential hazardous waste. Sellatan P pickling system is prior the tannage, a kind of polysylphonic acids which has no swelling effect to the pelt even thought without any salt addition during pickling. Pickling as conditioning pelt to tanning process has important role to facilitating tanning agent get through pelt. It has not much known the effect of salt addition in the Sellatan pickling process to level of tanning material absorbency. For those purpose it was used salt preserved cow hide as object and by varying the salt addition and Selatan P respectively, 40%, 60%, 80% (percentage to the normal salt usage at usual pickling) and 1%, 2%, 3%. Factorial design experiment are used in order to analyze the data. From the statistical analysis indicate that salt has no significant effects to the level of glutaraldehyde absorbency, but do the Sellatan P. there is strong interaction of Sellatan P and salt to the level of glutaraldehyde absorbency in the pelt. INTISARI Penyamakan kulit system “wet white” adalah penyamakan dengan menggunakan bahan samak glutaraldehid. Berbeda dengan penyamakan krom yang menghasilkan kulit “wet blue” penyamakan dengan bahan samak glutaraldehid tidak menghasilkan limbah berbahaya. Proses penyamakan system wet white didahului dengan proses pengasaman dengan menggunakan bahan pengasam Sellatan P yaitu modifikasi asam polisulfonat yang tidak membengkakkan kulit walau tanpa penambahan garam. Proses pengasaman merupakan tahapan penyiapan kondisi kulit untuk member kemudahan bahan samak masuk ke dalam kulit sewaktu penyamakan. Penambahan garam pada proses pengasaman dengan Sellatan P ini belum diketahui pengaruhnya terhadap tingkap penyerapan bahan samak pada kulit. Untuk itu dilakukan penelitian dengan menggunakan kulit sapi awet garaman sebagai obyek dan dengan melakukan variasi pemakaian Sellatan P sebesar 1%, 2%, 3% serta variasi pemakaian garam sebesar 40%, 60%, 80% (persentase terhadap pemakaian garam pada cara pengasaman biasa). Untuk mengetahui pengaruh tersebut digunakan disain percobaan factorial. Analisa statistic mendapatkan bahwa garam tidak berpengaruh terhadap tingkat penyerapan kulit terhadap glutaraldehid sebaliknya dengan Sellatan P. Terdapat interaksi kuat antara Sellatan P dengan garam terhadap tingkap penyerapan glutaraldehid.
Copyrights © 1997