Artikel ini mendiskusikan dinamika para aktifis dari Universitas Islam Nahdlatul Ulama melakukan proses berpikir kembali tentang posisi subjek waria dalam kehidupan sosial agama, lalu menggagas ide tentang program Pendampingan Praktek Keagamaan Waria bekerja sama dengan santriwaria. Permasalahan LGBT sendiri dalam kehidupan sosial. Agama telah menjadi isu yang menyita perhatian banyak aktifis, peneliti, dan akademisi, seperti Scott Kugle dan Kecia Ali. Program yang digagas para aktifis ini adalah salah satu gerakan yang menjawab permasalahan waria sebagai bagian dari LGBT sebagai fenomena globai, yang terinspirasi oleh argumen bahwa Islam sebagai agama rahmat untuk semua umat manusia. Maka, program ini menjadi tandingan terhadap asumsi dominan bahwa waria adalah penyimpangan dan dilarang agama. Studi ini menemukan bahwa proses berpikir yang dilakukan para aktifis ini bermula dari kritisisme terhadap ide "gender binary," lalu sampai pada pemikiran bahwa ada kekosongan hukum terkait fiqh yang berbicara soal waria, dan pengkategorisasian waria sebagai mukhanats. Proses ini selanjutnya membawa mereka kepada gagasan untuk menjalankan progam pendampingan ini, di mana diskusi tentang waria dalam kehidupan sosial-agama dilakukan.
Copyrights © 2016