Bahan baku agregat dalam campuran HRS (Hot Rolled Sheet) sebagai lapis permukaan jalan yang sering digunakan adalah batu pecah hitam, namun untuk wilayah Pantura Jawa Timur dan Madura, agregat ini sulit didapatkan dan harus didatangkan dari tempat lain. Hal ini tentunya dibutuhkan waktu yang lama dan biaya yang relatif mahal. Disisi lain, di sepanjang Pantai Utara Jawa Timur dan Madura, khususnya daerah Tuban banyak terdapat gunung-gunung batuan kapur yang berasal dari batuan endapan (sedimentary rock) dalam kategori limestone, yang merupakan sumber material batu putih yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Untuk itu perlu dilakukan penelitian dengan harapan batu putih dari daerah Rengel-Tuban dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif Agregat untuk campuran HRS. Metodologi penelitian yang dilakukan adalah pemeriksaanan laboratorium untuk menganalisa sifat kimia, sifat fisik batu putih (berat jenis dan absorsi, Keausan batuan, Soundness Test, Indeks kepipihan, Pembagian butir gradasi agregat, Kadar organik agregat halus, Kelekatan agregat terhadap aspal) dan perencanaan komposisi campuran HRS untuk diketahui perilakunya dalam campuran HRS sesuai persyaratan teknis MPBJ dengan rujukan ASSHTO,ASTM, dan BS 812. Dari hasil penelitian laboratorium, batu putih asal Rengel-Tuban secara analisa sifat kimia mengandung Ca 27%, Mg 53%, SiO2 5,27% dan termasuk golongan VII (limestone magnesium), sedangkan sebagai bahan agregat kasar campuran HRS memenuhi persyaratan untuk lalu lintas kelas A ringan-sedang, namun yang perlu diperhatikan adalah indeks kepipihan batu putih relatif besar (28,43% > 25%), karena hal ini akan mempengaruhi nilai stabilitas campuran HRS.
Copyrights © 2006