Jumlah kendaraan bermotor di kota Surabaya dari hari ke hari semakin meningkat, sehingga menimbulkan kepadatan dan kemacetan lalu-lintas. Kemacetan dan kepadatan lalu-lintas, merupakan gambaran nyata bahwa kapasitas jalan telah terlampaui dan derajat kejenuhan (DS) semakin meningkat, seperti halnya Jl. Ahmad Yani Surabaya sebagai jalan Arteri Primer yang menghubungkan Surabaya dan Sidoarjo. Pengkajian kapasitas dan derajat kejenuhan, diharapkan bermanfaat bagi para pengambil kebijakan dibidang manajemen transportasi dan rekayasa lalu-lintas. Data primer arus kendaraan bermotor yang lewat di jalan Ahmad Yani berupa Sepeda Motor (SM), Mobil Penumpang Pribadi (MPP), Mobil Penumpang Umum (MPU), Bis dan Truk, diperoleh dengan cara menghitung di suatu titik oleh 6 (enam) Observer menggunakan Traffic Counter, dicatat selama 3 (tiga) hari @ 8 (delapan) jam dengan mempertimbangkan jam-jam puncak (peak hours), serta karakteristik hari-hari kerja. Pengkajian menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 dan software KAJI 2001. Hasil pengkajian menunjukkan, bahwa kapasitas Jl. Ahmad Yani saat ini (tahun 2006) adalah 4.428 smp /jam untuk arah Sidoarjo ke Surabaya pada kondisi lebar perkerasan rata-rata 10,25 meter, arus kendaraan rata-rata yang lewat 6.506 smp/jam, dengan DS = 1,469 dan diprediksikan mencapai 1,715 pada tahun 2010. Sedangkan untuk arah Surabaya ke Sidoarjo pada kondisi lebar perkerasan rata-rata 9,70 meter kapasitasnya adalah 3.954 smp/jam, arus kendaraan rata-rata yang lewat 5.835 smp/jam, dengan DS = 1,475 dan diprediksikan mencapai 1,727 pada tahun 2010.
Copyrights © 2006