Pengembangan sumber mata air Cipaniis ditingkatkan pada tahun 1982, dengan membangun penangkap baru dengan kapasitas disain 760 L/detik. Observasi debit air Cipaniis dicatat sejak 1996. Seperti halnya komponen-komponen hujan, air sungai, air tanah dari siklus hidrologi, merupakan variabel acak, sehingga untuk menentukan keandalan debit sumber air dilakukan analisa statistik untuk mengurutkan data dari debit air baku terkecil ke debit besar. Kemudian dilakukan uji goodness-of-fit untuk menentukan tingkat kesesuaian sampel dengan fungsi distribusi teoritis tertentu. Dengan uji tersebut dapat ditentukan distribusi teoritis yang mewakili distribusi debit air yang terjadi (distribusi normal, log-normal, Gumbel dan log-Pearson III) untuk menentukan besaran debit air masa depan. Selanjutnya dibangun kurva keandalan debit mata air Cipaniis sesuai kriteria teknis alokasi air baku multisektor BMA PU Cipta Karya. Dari analisa keandalan air baku diperoleh pengoperasian Instalasi Air Cipaniis dengan debit rencana air baku berkisar Q=(650-760) L/detik setara dengan debit andalan kering dengan pengoperasian dua tahun dengan resiko berturut-turut suplai air baku tidak dipenuhi 1 hari untuk debit rencana kering Q= 650 l/detik dan 60 hari untuk debit rencana kering 760 L/detik. Bila berpedoman pada Kriteria Teknis Alokasi Air Baku (BMA Cipta Karya 1994 ), maka debit rencana air baku yang diperkenankan Q = 308 L/detik dengan periode pengoperasian 10 tahun terdapat resiko 1 kali debit rencana tidak dapat dipenuhi selama 7 hari.
Copyrights © 2006