Kondisi isolator pada musim panas (kering) sering dihinggapi oleh debu atau material lain yang halus dan menempel pada isolator tersebut untuk jangka waktu sampai adanya musim hujan, adanya debu atau material yang menempel pada isolator tersebut menyebabkan terjadinya kontak fisik antara bahan isolator sendiri dengan bahan polutan yang ada. Jika ini terjadi cukup lama akan ad peristiwa senyawa yang bersifat kimiawi sehingga menimbulkan kontaminasi dan menyebabkan isolator tersebut daya tahannya menurun, Selama ini, PT PLN (Persero) sebagai pemilik hanya melakukan pemeliharaan dengan cara menyemprotkan isolator yang berdebu dengan air supaya terlihat bersih dan tidak kotor. Padahal sifat bahan yang terkontaminasi dan menempel pada isolator kemungkinan masih ada dan belum sepenuhnya bersih secara fisik dan kimia. Sebagai evaluasi digunakan pengukuran parameter-parameter tingkat kekotoran isolator, dilaksanakan dengan mengambil sampel di lapangan antara lain : di daerah bergaram seperti pantai kenjeran Surabaya, di kawasan polusi pabrik, Sentral Industri daerah Rungkut dan Tandes Surabaya, di jalan raya protokol, jalan di kawasan bisnis dengan polusi asap kendaraan yang tinggi (jalan Raya Darmo dan sejenisnya) di Surabaya. Hasil akhir menunjukkan bahwa : (1).Sampel polutan kawasan pantai memiliki nilai konduktifitas terbesar dibandingkan dengan sample polutan kawasan padat kendaraan bermotor dan kawasan industri, (2). Sampel polutan kawasan pantai memiliki nilai timbunan garam ekivalen terbesar dibandingkan dengan sample polutan kawasan padat kendaraan bermotor dan kawasan industri, (3). Sampel polutan kawasan industri memiliki nilai kandungan besi dan kandungan tembaga terbesar dibandingkan dengan sample polutan kawasan padat kendaraan bermotor dan kawasan industri.Kata KunciĀ : Isolator Pin-Post, Kegagalan Isolator, Equivalent Salt Deposit Density
Copyrights © 2018