Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan metode penyusutan aset biologis tanaman karet yang digunakan perusahaan dengan metode jumlah unit produksi yang digunakan sebagai pembanding.Dalam penelitian ini, penulis menjelaskan bagaimana mendapatkan suatu harga perolehan dalam suatu aset biologis tanaman karet tersebut. Karena untuk menentukan harga perolehan aset biologis tanaman karet itu dibutuhkan lebih kurang 6 tahun, dihitung dari biaya yang telah dikeluarkan untuk tanaman baru/ulang, biaya pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) selama 5 tahun. Dengan metode garis lurus yang telah digunakan PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Musilandas – Banyuasin. Biaya penyusutan yang dihasilkan lebih besar dibandingkan nilai biaya penyusutan dengan metode jumlah unit produksi. Hal ini menjadi pembanding bahwa apabila metode penyusutan yang digunakan PTPN dengan menggunakan jumlah unit produksi maka laba yang akan dihasilkan perusahaan semakin besar dan ini sangat menguntungkan bagi perusahaan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2014