Salah satu kendala yang dihadapi petani kakao dan lada di Sulawesi Tenggara adalah rendahnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam usahataninya. Penyebab utama adalah kurangnya akses terhadap sumber informasi, mulai dari penyebaran dan penggunaan bibit unggul, teknik pengendalian hama penyakit, sampai pada pemasaran. Dari permasalahan di atas, dipandang perlu ada wadah yang dapat membantu petani dalam menemukan informasi dan solusi bagi usahataninya. Salah satu wadah yang dianggap dapat menjadi solusi adalah pendirian pusat informasi. Dengan demikian, dapat dianalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari pusat informasi perbenihan kakao dan lada, serta pengaruh dari dibentuknya pusat informasi terhadap kecepatan penyebaran informasi pertanian. Metode yang digunakan adalah melakukan kegiatan Focus Group Disscusion (FGD), kemudian didesain pusat sistem informasi dan media penyebaran informasi, selanjutnya dilakukan uji coba sistem informasi dan media. Dari data yang diperoleh, dianalisis menggunakan analisis SWOT. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa dua komponen penting dalam sistem informasi penyebaran informasi perbenihan lada dan kakao, yakni sumber dan penerima. Berbagai media yang diuji menunjukkan bahwa ketiga media (radio, baliho dan folder) cukup efektif untuk menjadi media dalam proses penyebaran informasi. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa pengembangan pusat informasi di Desa Mowila dapat dilakukan dengan cara: a) memberikan kesempatan dan kemudahan kepada petani untuk dapat mengakses informasi guna peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani;b) meningkatkan peran stakeholder dalam berbagi informasi; c) sosialisasi dan promosi kepada khalayak tentang peran dan fungsi pusat informasi;d) pengembangan pusat informasi berbasis masyarakat; dan e) pembimbingan masyarakat dalam mengelola pusat informasi.
Copyrights © 2013