Usaha untuk meningkatkan produksi teh secara kualitatif dan kuantitatif terus dikembangkan. Adaptasi adalah salah satu cara penyesuaian yang dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim dan mengurangi risiko kegagalan produksi tanaman melalui perbaikan tanaman, perbaikan tanah, dan perbaikan lingkungan (naungan). Tujuan penelitian ini adalah menentukan jenis klon dan dosis kompos kiambang yang terbaik untuk pertumbuhan dan karakter fisiologis tanaman teh dataran rendah. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) berpola faktorial, yang terdiri atas 2 faktor yaitu klon unggul teh (T) dan dosis kompos kiambang (K), yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor I adalah klon unggul teh (G), yang terdiri atas dua (2) taraf, yaitu: Gambung 6 (G1) dan Gambung 7 (G2). Faktor II adalah dosis kompos kiambang (K), yang terdiri atas empat (4) taraf, yaitu: top soil 100% (K0), top soil dan kompos kiambang dengan perbandingan 1 : 1n (K1), top soil dan kompos kiambang dengan perbandingan 2 : 1 (K2), dan top soil dan kompos kiambang dengan perbandingan 3 : 1 (K3). Analisis data dilakukan dengan sidik ragam (uji F) pada taraf nyata 5%, dan jika terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan, dilanjutkan dengan menggunakan uji BNT dengan taraf nyata 5%. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa klon Gambung 7 dan media tanam topsoil dikombinasikan dengan kompos kiambang (1:1) menghasilkan pertumbuhan tinggi bibit dan bobot kering brangkasan yang lebih baik dibandingkan dengan Gambung 6.
Copyrights © 2018